1. Hendaknya bersaudara untuk mencari keredhaan Allah, bukan kepentingan atau berbagai tujuan duniawi. Tujuannya mengharap redha Allah, mengukuhkan umat Islam, berdiri dengan kekuatan di hadapan konspirasi pemikiran dan militer yang menghujam agama dan akidah umat. Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya..." (HR. Imam Bukhari).
2. Hendaknya saling tolong-menolong dalam keadaan suka dan duka, senang atau tidak, mudah mahu pun susah. Rasulullah bersabda, "Muslim adalah saudara muslim, ia tidak menzaliminya dan tidak menghinanya... tidak boleh seorang muslim bermusuhan dengan saudaranya lebih dari tiga hari, di mana yang satu berpaling dari yang lain, dan yang lain juga berpaling darinya. Maka yang terbaik dari mereka adalah yang memulai mengucapkan salam." (HR. Imam Muslim).
3. Memenuhi hak umum dalam ukhuwah Islamiah. Rasul bersabda,
"Hak muslim atas muslim lainnya ada enam, iaitu jika dia berjumpad ia memberi salam, jika bersin dia mendoakannya, jika dia sakit dia menjenguknya, jika dia meninggal dia mengiringi jenazahnya, jika dia bersumpah dia melaksanakannya." (HR. Imam Muslim).
Beberapa Contoh Penerapan Ukhuwah Islamiah oleh Rasulullah dan Sahabat
1. Rasulullah mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan Anshar, antara Aus dan Khazraj. Saat itu Rasul menggenggamkan tangan dua orang, seorang dari Muhajirin dan seorang lagi dari Anshar. Rasul berkata pada mereka, "Bersaudaralah kerana Allah dua-dua."
Maka Rasulullah mempersaudarakan antara Sa'ad bin Rabi' dan Abdurrahman bin Auf. Saat itu, Sa'ad langsung menawarkan setengah hartanya kepada Abdurrahman, memberikan salah satu dari dua rumahnya. Bahkan ia siap menceraikan salah satu isterinya supaya dia menikahi Abdurrahman.
Kemuliaan keimanan kaum Anshar ini diterima kaum Muhajirin dengan keimanan pula, sehingga Abdurrahman bin Auf berkata, " Biarkanlah harta, rumah, dan istrimu bersamamu. Tunjukkanlah aku pasar." Maka Abdurrahman meminjam wang dari Sa'ad, sehingga Allah membukakan pintu-pintu rezeki baginya, sehingga Abdurrahman bin Auf menjadi salah satu sahabat Nabi yang sangat kaya.
Allah berfirman, "Bagi para fuqara yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (kerana) mencari kurnia dari Allah dan keredhaan-(Nya) dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar. Dan orang-orang yang telah menempati kota Madiah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang telah diberikan kepada mereka (orang-orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang diperlihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS: Al-Hasyr: 8-9).
2. Setelah perang Badar, kaum Muslimin menawan 70 orang musyrikin. Salah seorang dari kaum musyrik itu bernama Aziz, saudara kandungnya sahabat Rasulullah bernama Mus'ab bin Umair.
Ketika Mus'ab melihat saudara kandungnya, ia berkata pada saudaranya yang muslim, "Kuatkanlah ikatannya. Mintalah wang darinya sesukamu, kerana ibunya memiliki banyak wang." Dengan terkejut Aziz berkata, "Apakah seperti ini wasiatmu atas saudaramu?" Mus'ab berkata, "Kamu bukan saudaraku, akan tetapi dia (sambil menunjuk seorang Muslim)." Ini menunjukkan bahawa ukhuwah atas dasar agama lebih kuat dari hubungan darah.
3. Pernah seorang sahabat Rasulullah memberikan segelas air kepada salah satu teman-temannya yang sedang mengembala kambing. Temannya tersebut memberikan air kepada teman kedua. Yang kedua memberikan kepada yang ketiga. Begitulah seterusnya, hingga air tersebut kembali pada yang memberikan air pertama kali, setelah tujuh kali air itu berpindahan tangan.
4. Salah seorang sahabat Rasul bernama Masruq memiliki hutang yang banyak. Namun kerana saudaranya bernama Khaitsamah juga berhutang, maka Masruq membayar hutang Khaitsamah tanpa sepengetahuannya. Sedangkan Khaitsamah, mengetahui saudaranya masruq memiliki hutang yang banyak, ia pun membayarnya tanpa sepengetahuannya Masruq.
Alangkah hebatnya dan indahnya jika saat ini kita turut merasakan ukhwah yang indah dalam pandangan kaca mata islam, yang telah diajar oleh Rasulullah saw kepada kita..
BarakaAllahufikum..
Semoga Allah menjadikan kita saling bersaudara kerana-Nya…
February 16, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment